Mengenal Pasar Modal

بسم الله الرحمن الرحيم

ilustrasi. Sumber: https://www.firstate-futures.com

Dalam memasuki dunia Pasar Modal, ada dua hal yang diperhatikan, yakni:
1. Fundamental. Fundamental ini bisa dilihat contohnya dari laporan keuangan.
2. Technical.

Ada dua tipe orang yang memasuki dunia pasar modal, yaitu Investor dan Trader. Perbedaan mendasar dan sederhana dari dua tipe ini adalah perilakunya dalam dunia pasar modal. Seorang Trader hampir bisa dipastikan ia akan selalu mengecek grafik harga saham yang sedang berlangsung, bisa jadi ia melihatnya tiap sekian jam, tiap satu jam, tiap lima menit atau bahkan tiap menit. Seorang Trader biasanya menginginkan keuntungan secepatnya setelah ia memasuki dunia pasar modal. Berbeda dengan Trader, seorang Investor cenderung lebih sabar dalam meraih keuntungan di dunia pasar modal, sehingga ia tidak selalu mengecek grafik harga saham sesering Trader.

Four Big Reason
People doesn't like invest in Capital Market
Ada empat alasan utama yang sering dilontarkan seseorang untuk tidak memasuki dunia pasar modal, yakni:
1. Don't know atau tidak tahu. Mereka tidak tahu apa itu pasar modal, bagaimana sistemnya, bagaimana aturan mainnya dan sebagainya.

2. Expensive atau mahal. Kebanyakan orang berpendapat bahwa bermain di pasar modal membutuhkan biaya yang amat besar. Namun, faktanya harga termurah untuk membeli satu lembar saham di Indonesia adalah Rp 50,00 (lima puluh rupiah), dengan minimal pembelian 1 lot (1 lot = 100 lembar saham) maka harga paling murah sebesar Rp 5.000,00 (lima ribu rupiah). Sementara harga termahal untuk satu lembar saham dapat mencapai Rp 1.1 juta yang artinya dengan minimal pembelian 1 lot maka biaya yang harus dikeluarkan sekitar Rp 110.000.000.

3. Capital Loss atau kerugian. Tidak dipungkiri bahwa kerugian bisa saja terjadi dalam dunia pasar modal. Hal lainnya adalah turunnya harga saham secara anjlok (dalam suatu kasus bahkan bisa turun sampai 1500%), namun naik-turunnya harga saham dalam dunia pasar modal adalah suatu hal yang biasa.

4. Don't have time and money. Tidak mempunyai waktu dan uang. Untuk masalah waktu, maka solusi yang tepat adalah dnegan mengatur kembali penggunaan waktu, sementara untuk masalah uang, tentunya memang menjadi sebuah masalah.

Empat Manfaat Saham
Ada empat manfaat saham atau membeli saham, yakni:
1. Be Owner, menjadi pemilik dari suatu perusahaan yang kita beli sahamnya. Bahkan bila kata hanya punya satu lot pun kita sudah menjadi pemilik perusahaan (namun tentunya dengan kepemilikan yang sangat kecil suara kita tak akan didengar).

2. Deviden, dengan bermain di pasar modal dan membeli saham suatu perusahaan, maka kita bisa mendapat deviden dengan besaran tertentu tiap tahunnya. Besaran ini tentunya bergantung pada seberapa banyak saham yang dimiliki di perusahaan tersebut.

3. Capital Gain. Mendapatkan keuntungan, yakni bila harga saham tersebut naik (berkebalikan dengan Capital Loss).

4. RUPS atau Rapat Umum Pemegang Saham. Mereka yang hanya memiliki sedikit saham pun diundang ke RUPS, namun begitu suara mereka tak akan banyak didengar.


Konsumsi vs Investor
Kebanyakan orang Indonesia masih berpikir saving (menabung), belum ke arah Invest (berinvestasi). Mayoritas pula memilih berinvestasi ke dalam tiga hal, yakni deposito, emas, serta tanah. Semua ada risikonya.
Deposito bisa hilang saat Bank tersebut bangkrut atau kolaps atau bermasalah (seperti kasus Bank Century). Emas mempunyai risiko kehilangan emas itu sendiri. Sementara tanah, di beberapa kota besar seperti Jakarta, bila tanah yang dimiliki tidak segera dibangun sebuah bangunan di atasnya, bisa jadi ada orang lain yang seenaknya membangun di atas tanah kita.
Begitupun dengan pasar modal, risiko dari bermain pasar modal adalah bangkrut.

Struktur Pasar Modal
Struktur pasar modal di Indonesia dapat dilihat dari bagan berikut:

Bagan struktur pasar modal di Indonesia. Sumber: https://www.idx.co.id
Bila dianalogikan, Bursa Efek Indonesia (BEI / IDX - Indonesia Stock Exchange) ini ibarat pengelola mall / pusat perbelanjaan di mana ada pembeli, penjual dan ada barang yang dijual, yakni saham.

Proses Investasi di Pasar Modal
Empat langkah untuk berinvestasi di pasar modal, yakni:
1. Pergi ke sekuritas, yakni tempat di mana kita bisa membuat Rekening Efek. Sekuritas ini banyak jumlahnya. Layaknya sebuah Bank yang mewajibkan adanya saldo minimal bagi mereka yang akan membuat rekening, maka begitu pula sekuritas, ada saldo minimal yang harus dipenuhi, dari mulai Rp 500.000 bahkan sampai ratusan juta.

2. Isi form dan lengkapi berkas. Isi form yang diberikan di sekuritas lalu lengkapi berkas-berkas kelengkapannya, dari mulai KTP, NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), serta tabungan. Untuk di BEI sendiri, hanya ada lima bank yang bekerjasama dengan BEI, yakni BCA, BNI, Bank Mandiri, Bank Permata, serta CIMB.

3. Setor ke rekening efek. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, saldo minimal yang harus disetorkan berbeda-beda di setiap sekuritas, maka sesuaikanlah dengan kocek kita.

4. Mulai bertransaksi. Setelah semua proses dilalui -biasanya memerlukan beberapa hari- maka kita bisa mulai bertransaksi, berinvestasi di pasar modal.


Prinsip Dasar Investasi
1. Cari perusahaan yang bagus. Ini bisa dilihat dari laporan keuangannya, untuk laporan keuangan sendiri, ada aplikasi layanan yang dapat menunjukkan laporan keuangan suatu perusahaan. Aplikasi ini ada yang gratis ada pula yang berbayar (lebih lengkap, lebih update).

2. Beli sahamnya.

3. Sabar dan tekun. Inilah perbedaan antara menjadi seorang investor dan trader. Seorang investor harus memiliki kesabaran dan ketekunan lebih, karena keuntungan besar bisa diperoleh tidak dengan waktu yang singkat.

4. Punya target! Mempunyai target ini sangat penting, sehingga ada tujuan yang ingin dicapai saat bermain di pasar modal ini. Target ini pula yang mendukung prinsip dasar ketiga (sabar dan tekun).

Saham vs Tabungan
Menurut data LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) dan KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia), dari sekitar 240 juta jiwa orang di Indonesia, terdapat sekitar 150 juta rekening tabungan (rekening, bukan orang yang membuka rekening, karena bisa jadi satu orang mempunyai rekening di beberapa bank), sementara hanya sekitar 400 ribu orang saja yang menjadi investor saham.

Cara Smart Berinvestasi
1. Baca laporan keuangan suatu perusahaan yang akan kita beli sahamnya. Ada enam hal yang harus diperhatikan ketiga melihat laporan keuangan suatu perusahaan, yakni:
- EPS (Earning per Share).
- PER (Price Earning Ratio).
- PBV (Price to Book Value).
- ROE (Return on Equities).
- DER (Debt-Equity Ratio).
- Devident Yield.

2. Gunakan alat-alat pendukung untuk memantau perkembangan saham. Aplikasi yang bisa digunakan adalah di antaranya RTI, Yahoo! Finance, Bloomberg, dan lain-lain.

3. Insting. Gunakan insting. Ketika akan membeli sebuah perusahaan yang besar dan sudah dikenal, maka insting lebih digunakan daripada melihat laporan keuangan. Contoh kecil dalam menggunakan insting di pasar modal adalah bila kita ingin membeli saham Unilever, maka dengan menggunakan insting atau logika jelas bahwa selama orang Indonesia masih mandi, Unilever tetap akan hadir di Indonesia

Pasar Modal Indonesia
Salah satu alasan mengapa orang luar Indonesia menanam di pasar modal Indonesia adalah perkembangan pasar modal Indonesia di dunia tinggi, yakni mencapai posisi ke-3 di Asia.

Berdasarkan data, total saham di BEI sekitar 5.10852,00  trilliun, sementara total saham 20 perusahaan terbesar sekitar 2936,80 trilliun.

Salah satu hall di gedung Bursa Efek Indonesia. Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sementara bila dibandingkan dengan dua perusahaan besar di dunia, yakni Facebook dan Apple. Facebook memiliki saham senilai 1.641 triliun, sementara Apple senilai lebih dari 5.000 triliun.



Kisah Menarik
Ada sebuah kisah menarik, pada tahun 2012 seseorang dari Nusa Tenggara Timur (NTT) datang ke BEI untuk menanyakan perihal lembaran bukti kepemilikan PT Unilever Indonesia, Tbk. tahun 1992. Saat itu harga sahamnya sekitar beberapa juta saja, namun saat tahun 2012 harganya meningkat menjadi Rp 1 miliar, sementara pada 1 Oktober 2014 mencapai Rp 1.73 miliar. Maka inilah bukti bahwa bila ingin berinvestasi di pasar modal, kesabaran dan ketekunan sangatlah penting.

Tertarikkah anda untuk bermain di pasar modal?

Hanya ada satu hal yang pasti dalam dunia pasar modal, yakni ketidakpastian.

-------------------
Sumber:
Tulisan di atas merupakan hasil kunjungan penulis ke Bursa Efek Indonesia (BEI) di Sudirman, Jakarta pada 8 Oktober 2014. Tulisan diambil dari penjelasan dari pihak BEI terkait pasar modal.

1 comment:

Silakan berkomentar, gunakanlah bahasa yang santun dan sopan serta sesuai dengan tulisan di atas