Hebatnya Para Ilmuwan Islam

Ketika kebanyakan orang ditanya mengenai perbandingan kepintaran temannya dengan orang-orang jenius dunia, maka mereka akan berkata, "Wah, si A itu adalah Einsteinnya kelas saya!" atau "Dia itu pinter banget, kayak Thomas Alva Edison!"
Tapi, saya tidak pernah mendengar bahwa seseorang mengatakan, "Dia itu pantes disebut sebagai Al-Khawarizminya kelas kita!" atau "Saking hebatnya, si F itu adalah Ibnu Sinanya kelas kita!"
Mengapa? Mengapa? Mengapa? Padahal ilmuwan-ilmuwan Muslim adalah ilmuwan-ilmuwan hebat yang mempelopori berbagai ilmu pengetahuan di dunia, gak percaya? Banyak banget! Ada IBNU SINA, yang disebut -bahkan oleh orang-orang Barat- sebagai "Bapak Kedokteran Dunia", terus ada lagi Al-Khawarizmi yang dikenal sebagai sang ahli Matematika, dan masih banyak lainnya yang nanti akan disebutkan beberapa ilmuwan muslim yang TOP BANGET!

Bahkan, Universitas pertama di dunia terdapat pada zaman Islam masih berkuasa di Andalusia (Spanyol), yaitu Universitas Cordoba, yang melahirkan banyak karya-karya yang sangat bermanfaat yang ditulis oleh para ilmuwan-ilmuwan islam. Dan ketika pada zaman itu, seperti yang telah diketahui bahwa pada abad-abda tersebut orang-orang Eropa sedang mengalami masa-masa gelap, atau Dark Age (mungkin bisa disebut Zaman Jahiliyahnya orang Eropa, eh apa zaman sekarang mereka udah gak Jahiliyah lagi gitu?).

Maka bergemuruhlah Makkah dan madinah oleh lantunan takbir dan talbiyah, ketika sunyi membungkam Roma dan Konstantinopel dalam kekakuan dogma. Maka hangatlah diskusi di Bashrah dan Kufah, saat Genoa dan Venesia dihantui inkuisisi. Maka bersinarlah perpustakaan Kairo, ketika para dukun berkomat-kamit di kegelapan Lisabon (Lisbon atau Lisboa). Maka gemerlaplah Baghdad oleh lantunan ayat di semarak malam, ketika Paris gulita sejak senja dalam takhayul dan mitos. Maka gemericiklah air mancur Damaskus dalam kesucian thaharah, ketika para 'bangsawan' di London menganggap mandi adalah aktivitas berbahaya. Maka berdengunglah ayat-ayat Alquran menjelang berbuka shaum dengan sajian kurma, yoghurt,serta buah segar di balkon-balkon Cordoba dan Granada, sat Kathredal di Wina dan Bern menutup makan malam dengan pudding darah babi.

Nah, begitulah sedikit gambaran tentang 'Dark Age' Eropa, berbeda dengan umat Islam yang pemikiran-pemikirannya tokcer abis! Terlihat sekali Jahiliyahnya orang Eropa ketika itu, bahkan seperti yang tadi disebutkan, aktivitas mandi -yang merupakan aktivitas untuk membersihkan badan dari kotoran-kotoran- dianggap sebagai aktivitas berbahaya!, WOW!
Begitulah, keadaan mereka zaman dulu dan gambaran umat muslim yang kejeniusannya tiada dua!

Baiklah, sekarang kita akan coba membahas beberapa ilmuwan muslim yang mencetak sejarah sebagai ilmuwan-ilmuwan yang luar biasa di bidangnya masing-masing.
  1. Azzahrawi, Perintis Ilmu Bedah
    Abu al-Kasem Khalfa al-Zahrawi (324-403 H), ahli bedah terpandai di zamannya telah meletakan dasar yang sehat dan kuat kepada ilmu bedah yang masih berlaku hingga sekarang.
    Azzahrawi yang rumahnya merupakan suatu Sekolah Kedokteran dan Klinik, tempat tinggal di al-Zahra, Andalusia, dibangun oleh Khalifah Abdurrahman al-Naser.
    Karyanya yang dikenal adalah "al-Ta'reef" 30 jilid, menguraikan tentang ilmu bedah, hingga membuat sarjana ini menjadi masyhur di dunia kedokteran.
    Pada bagian yang menjelaskan tentang ilmu bedah dilengkapi dengan 200 ilustrasi, dan ini merupakan yang pertama penerbitan buku sejenisnya. Isinya merupakan nasihat-nasihat dan pendapat mengenai ilmu bedah. Ia membagi pembedahan dalam tiga kategori: membakar, memotong (membuka), dan memplester. Ia mendesain alat-alat pembedah untuk memotong, menguliti, dan sebagainya dan menganjurkan logam apa yang harus digunakan. Ia memberi banyak perhatian kepada penghentian pendarahan dengan jalan membakar, menekan otot dan menusuk. Ia pun seorang ahli bedah Obthalmik.
    Ketika perawatan gigi di Eropa baru pada tingkat permulaan dalam menghilangkan rasa nyeri, Azzahrawi menemukan berbagai alat ekdokteran gigi dan secara seksama melukiskan cara mengikat gigi dengan benang emas dan perak. Ia pun melukiskan cara membuat gigi palsu dari tulang binatang dan menggantinya.
    Azzahrawi menghapuskan amandel. Ia juga menemukan alat untuk menarik bayi dari rahim ibunya. Ia pun mahir di bidang kedokteran lainnya, seperti obat bius dan diet.
    Karya-karya Azzahrawi dikenal di Eropa berabad-abad yang lalu. Dalam "History of Literature in France", kita mendapati bahwa: "Dalam abad ke-12 bangkit perhatian pada bidang ilmu bedah. Ini disebabkan karena dokter-dokter Italia yang pindah ke Perancis membawa serta karya-karya Azzahraqi, seoarng dokter ANdalusia dan dianggap sebagai sarjana terkemuka di bidang kedokteran."
    Sarjana Eropa menganggap dia sama dan setaraf dengan Jalinos mengenai taraf kecakapannya. Dalam bukunya, "Sholiak" menyebut Azzahrawi lebih dari 200 kali.
    Ibnu Al-Bitar menggunakan sebagian besar dari ilmu pengetahuan Azzahrawi dalam membuat roti yang tinggi gizinya dan mengekstrak minyak. Dr. Klodis, seorang ahli bedah pada abad ke-14 berhutang budi pada Azzahrawi dalam menulis buku-bukunya. Grari, seorang dokter Italia abad ke-15 juga menunjuk kepada Azzahrawi dalam bukunya yang membahas mengenai makanan. Dalam abad yang sama, dokter Italia lainnya mengutip Azzahrawi dalam karyanya menegnai racun.

    Wah! Luar biasa sekali, bukan? Tapi tunggu dulu, masih ada lagi ilmuwan Muslim yang tak kalah hebat dari Azzahrawi
  2. Al-Khawarizmi, Sang Ahli Matematika
    Nah, bagi sebagain orang, Matematika merupakan cabang pelajaran yang dianggap sulit. Nah, sekarang kita perhatikan mengenai ilmuwan Muslim yang ahli -bahkan sangat ahli- dalam Matematika.

    Abu Abdullah Muhammad ibn Musa Al-Khawarizmi, lahir di Khawarizmi (Kheva), di selatan laut Aral, yang kini termasuk wilayah Uzbekistan. Beliau pantas menyandang gelar sebagai pengubah dunia lewat karya-karyanya. Tak ada data pasti mengenai tahun kelahirannya. Diperkirakan, Khawarizmi lahir sekitar 775 Masehi dan pindah ke Baghdad di masa kecilnya.
    Sama seperti ilmuwan Al-Kindi yang bergelar "Filsuf dari Arab", Khawarizmi juga bekerja di Baitul Hikmah yang dibangun pada masa kekhalifahan al-Ma'mun. Bersama al-Kindi pula, ia mengerjakan proyek penerjemahan berbagai karya tulis para pemikir dari berbagai negara.
    Di laboratoriumnya itulah Khawarizmi berusaha mengembangkan pemikiran hingga menjadi ahli Matematika terbesar sepanjang sejarah. Salah satu kontribusinya adalah penemuan cabang Matematika: Aljabar (Algebra) dan Algoritma. Ia tidak hanya mengenalkan Aljabar secara sistematik tetapi juga mengembangkan hingga mencapai ke solusi analitik melalui persamaan linear hingga kuadrat.
    Khawarizmi juga menciptakan tabel Trigonometri yang berisi fungsi sinus (sin) dan belakangan dikembangkan hingga ke fungsi tangen (tan). Selain itu, dialah juga yang menemukan dua kesalahan dalam rumus kalkulus hingga lahirlah konsep diferensiasi.
    Pemikiran Khawarizmi yang sangat berharga ini dituangkan melalui berbagai tulisan. Selain Al-Jabr wa Al-Muqabilah yang merupakan cikal bakal Aljabar, ia juga menghasilkan tulisan di bidang Aritmetika: Kitab al-Jam'a wal Tafreeq bil Hisal al-Hindi. Kedua tulisannya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Adelard dari Bath dan Gerard dari Cremona.
    Selain itu, Khawarizmi adalah ahli Matematika yang menemukan angka nol (0)!!!
    Seperti ilmuwan abad lampau lainnya, Khawarizmi juga tertarik pada bidang astronomi dan geografi. Bahkan ia sangat menguasai dan memberi kontribusi penting di kedua bidang tersebut. Khawarizmi tidak hanya merevisi pemikiran Ptolomeus terhadap geografi tetapi juga mengoreksinya secara terperinci. Bersama 70 ahli geografi yang bekerja di bawah pimpinannya, dihasilkanlah bola dunia pertama di sekitar tahun 830 Masehi.
    Kitab Surat Al-Ardl, karyanya yang menjelaskan prinsip-prinspi geografi, berikut peta juga diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Sedangkan dua penemuannya yang berkenaan dengan jam pasir dan astrolab dapat ditemukan di tulisannya Kitab At-Tarikh dan Kitab Ar-Rakhmat. Sayang sekali berbagai bukunya ini tidak bisa dijumpai dalam versi aslinya (bahasa Arab).

    Subahanallah, ternyata begitu hebatnya ilmuwan islam seperti Al-Khawarizmi ini, penemu berbagai macam cabang ilmu Matematika.
    Eits! Tapi masih ada lagi lho yang juga luar biasa!
  3. Ibnu Sina, Bapaknya Para Dokter
    Wah, kalo ngomongin ilmuwan muslim satu ini nih, gak ada duanya, bro! Bapaknya Para Dokter gitu lho!

    Avicenna, begitu para pakar kedokteran Amerika dan Eropa menyebutnya. Ia adalah tokoh terkemuka di bidang kedokteran, hidup di abad ke-10. Nama lengkapnya Abu Ali al-Hussain ibn Abdullah ibn Sina.
    Ibnu Sina lahir pada tahun 981 di kota Afsana, kota kecil dekat Bukhara, tempat perawi hadits terkemuka bernama Bukhari. Sejak kecil Ibnu Sina terkenal amat bersungguh-sungguh dalam belajar dan memang tak ada ilmuwan sukses yang tidak belajar keras.
    Bayangkan saja, Ibnu Sina kecil sudah mempelajari ilmu kedokteran d\sejak usia 10 Tahun. Subhanallah. Di usia itu pula ia telah hafal keseluruhan ayat Alquran. Subhanallah. Bahkan sebelumnya, Ibnu SIna telah menggeluti Matematika dan Ilmu Logika dari seorang guru terkemuka, Abu ABdallah Natili, yang juga seorang filsuf terkenal.
    Nah, ini nih yang menarik. MAsa remaja Ibnu Sina dilalui dengan sangat manis. Di usia itu Ibnu Sina dipercaya dan berhasil mengobati hingga sembuh penyakit Raja Bukhara saat itu, Noon ibn Mansoor. Padahal banyak tabib dan ahli senior tak berhasil mengobatinya.
    Raja begitu gembira, Ibnu Sina dimintanya agar sudi tinggal bersamanya di Istana. Namun Ibnu SIna dengan halus menolaknya, "Bukan aku yang menyembuhkan, tetapi لله." Dan Ibnu Sina memohon untuk diperbolehkan tinggal di perpustakaan kerajaan.
    Ibnu Sina pun makin luas wawasannya, ia pun menjadi ahli matematika, filsuf dan astronomi. Selain itu, ia pun seorang pustwakwan dan psikiater handal.
    Di sepanjang perjalanannya menuntut ilmu, ia banyak melahirkan karya-karya besar. Paling tidak ada duabuku referensi dunia dari Ibnu Sina yang amat tersohor.
    Kitab Qanun Fi-Tib, yang diterjemahkan menjadi The Canon, adalah buku rujukan ilmu kedokteran dunia hingga sekarang. Di dalamnya tertulis ensiklopedi jutaan item pengobatan dan jenis obat-obatan. Konsep peneymbuhan sistematis dan berkelanjutan juga diperkenalkan Ibnu Sina. Bahkan ia pula yang mencatat dan memperkenalkan anatomi tubuh manusia secara lengkap untuk pertama kalinya. Ibnu Sina adalah orang yang pertama kali memisah-misahkan serta merinci seluruh bagian tubuh. Ketika itu, Ibnu Sina juga telah menyimpulkan, setiap tubuh manusia, dari ujung rambut hingga ujung kaki saling berhubungan. Dirumuskannya pula, kesehatan fisik dan kesehatan jiwa saling terkait dan saling mendukung.
    Ibnu SIna pula yang mengenalkan dunia kedokteran pada ilmu yang sekarang diberi nama Patologi dan Farmakologi.
    Ada lagi satu kitab Ibnu Sina yang amat besar pengaruhnya pada dunia kedokteran. Asy-Syifa' yang dalam Latin diterjemahkan menjadi "Sanatio".
    Ia wafat di Hamadan pada tahun 1073. Meski demikian, karaya-karyanya begitu berjasa dalam membuka cakrawala dunia kedokteran.

Nah, bagaimana? Keren banget kan para ilmuwan Muslim tersebut, sebenernya sih masih ada lagi ilmuwan-ilmuwan muslim yang begitu hebat, contohnya Ibnu Rusyd (Averoes), Ibnu Haitam, dan lain-lain.

Dan, setelah membaca beberapa riwayat singkat para ilmuwan muslim tadi, ternyata ada beberapa hal yang bisa kita petik:
Bahwa ternyata ilmuwan muslim itu lebih besar karya dan jasanya dalam perubahan dunia dibandingkan dengan ilmuwan Eropa atau Amerika, Jepang, dan lain-lain.
Juga, kita bisa melihat bahwa para ilmuwan muslim itu dalam melahirkan karya-karyanya bukan hanya dengan menuntut ilmu, tetapi juga memperdalam ilmu agama dan mengamalkannya.

Nah, sekarang jika dibandingkan, ilmuwan muslim zaman sekarang jauh tertinggal, contohnya, ketika penghargaan Nobel banyak diberikan kepada orang-orang Amerika, Jepang dan Israel. Pertanyaanya, kemana para ilmuwan muslim? Apakah kita lebih suka menggunakan hasil karya orang Yahudi dan sejenisnya daripada menciptakan karya yang jauh lebih bermanfaat dunia akhirat? Mengapa seperti ini?

Semoga bahasan tadi dapat bermanfaat dan menjadi motivasi bagi kita untuk terus berkarya dan dengan karyanya itu kita dapat berguna bagi orang banyak dalam hal kebaikan.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

(Q.S. Al-'Alaq: 1-5)



(Dari berbagai sumber)

No comments:

Silakan berkomentar, gunakanlah bahasa yang santun dan sopan serta sesuai dengan tulisan di atas