Mengenal Cara Bekerja Sistem Imun

بسم الله الرحمن الرحيم

sumber: economyscience.blogspot.com


Akhir – akhir ini Kota Bandung dan sekitarnya sering diguyur oleh hujan, munculnya pun seringkali tidak dapat diprediksi, terkadang pagi, siang ataupun malam. Salah satu dampak yang sering ditimbulkan yaitu penyakit berupa pilek atau demam, uniknya ada sebagian orang meskipun sudah terguyur hujan sama sekali tidak terserang penyakit umum yang penulis sebutkan. Salah satu yang berjasa untuk menjaga kesehatan orang - orang tersebut yaitu sistem imun. Namun, bagaimanakah cara sistem imun bekerja?

Sistem imun merupakan rangkaian molekul, sel, dan jaringan yang menjadi penjaga kesehatan manusia dari ancaman benda asing, virus, dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh kita. Rangkaian tersebut membentuk suatu imunitas sehingga manusia tidak rentan terhadap penyakit.

Rangkaiannya sangat rumit, sehingga menjabarkannya secara rinci akan memerlukan ber chapter – chapter tulisan selain itu sistem imun memiliki cara kerja non spesifik dan spesifik, yang mana sistem imun non spesifik bekerja terhadap berbagai benda dan makhluk hidup asing yang masuk ke dalam tubuh sedangkan sistem imun spesifik hanya dapat mengaktifkan pertahanannya jika diserang oleh benda dan makhluk asing tertentu.

Contoh yang dapat mewakili cara kerja sistem imun yaitu saat salah satu bagian tubuh kita terkena infeksi, infeksi umumnya bisa muncul saat salahsatu bagian tubuh kita terluka umpamanya disebabkan jari kita terluka oleh pisau saat sedang memotong buah/sayuran.

Saat jari terluka, kulit yang merupakan benteng terdepan pada sistem imun akan terbuka sehingga bakteri dapat masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi, akan tetapi tubuh memiliki pasukan imun yaitu MAKROFAG, pasukan garis terdepan dalam menjaga imunitas tubuh, makrofag bekerja dengan cara menelan (menyerap) bakteri yang berusaha menginfeksi juga memerintahkan saluran darah untuk mengeluarkan “air” atau dikenal juga dengan pembengkakan untuk mempermudah melawan bakteri.

Neutrofil dalam rekaan Tiga Dimensi. Sumber: wikipedia.org


Ketika situasi bertambah buruk karena bakteri terus bereplikasi, Makrofag akan memanggil Neutrofil suatu bagian dari sel darah putih yang bekerja dengan cara mengeluarkan toksin yang dapat membunuh bakteri dan sel tubuh, selain itu Neutrofil juga menciptakan pelindung yang akan menjebak dan membunuh bakteri. Saking mematikannya Neutrofil akan membunuh dirinya sendiri setelah lima hari untuk mencegah kerusakan pada tubuh.

Jika kedua hal di atas sama sekali tidak cukup untuk menghentikan serangan bakteri, maka Makrofag akan berkomunikasi dengan otak sistem imun yaitu Sel Dendrit. Sel tersebut akan mengumpulkan sampel – sampel dari bakteri lalu akan menempelkannya pada bagian luar selnya, setelah itu sel tersebut akan mempertimbangkan apakah akan memanggil pasukan anti virus atau anti bakteri. Dalam situasi ini sel dendrit akan memutuskan untuk memanggil pasukan anti bakteri.

Selanjutnya sel dendrit akan pergi menuju Nodus Limfa untuk mengenalkan sampel bakteri yang menyerang pada Sel T Helper, sel tersebut akan bereplikasi dan sebagian akan menjadi Sel T Helper Memory semacam sel yang akan menjadi pengingat bahwa tubuh pernah diserang oleh bakteri tertentu sehingga tubuh menjadi imun terhadap serangan bakteri tersebut.

Sel T Helper non Memory akan membagi tugasnya pertama akan pergi menuju pusat Nodus Limfa dan mengaktifkan Sel B, suatu sel yang akan memproduksi senjata berupa Antibodi, suatu protein kecil yang akan menempel pada permukaan benda atau makhluk asing sehingga mereka dapat dihancurkan dengan mudah, tugas kedua yaitu membantu pertahanan di garis depan dengan memberi energi tambahan pada Makrofag, Neutrofil, juga Sel B yang kelelahan dalam melawan invasi bakteri. Setelah invasi berhasil dikalahkan, sel – sel tersebut akan memusnahkan dirinya sendiri untuk menjaga energi pada tubuh manusia yang terserang infeksi.

Cara kerja dari sistem imun ini, menjadi inspirasi dalam penemuan berbagai vaksin yang digunakan untuk mencegah infeksi baik oleh virus maupun bakteri pada saat ini, karena vaksin merupakan suatu organisme penginfeksi yang telah dilemahkan sehingga dapat memicu sistem imun dan mengaktifkan proses seperti yang dijelaskan sebelumnya.

Semoga Bermanfaat!

Sumber : Bratawidjaja, K. G. dan Rengganis, I. 2010. Immunologi Dasar Edisi Ke-9. Jakarta: Balai Penerbit, FKUI.

[tab] [content title="Tentang Penulis"] Muhammad Alfy Taufiq
Ikan Salmon Hipster, Pecandu Buku dan Writer Semoga Bermanfaat. [/content] [content title="Tulisan Lain Dari M. Alfy Taufiq"]
[/content] [/tab]

No comments:

Silakan berkomentar, gunakanlah bahasa yang santun dan sopan serta sesuai dengan tulisan di atas