Review Buku: Ayah... Kisah Buya Hamka

بسم الله الرحمن الرحيم

[left-post]

Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang biasa dikenal dengan nama Hamka merupakan salah satu ulama besar di Indonesia ini. Tak hanya sebagai ulama, beliau pun adalah seorang sastrawan, budayawan, politisi, pejuang serta juga seorang sufi. Telah banyak karya-karya yang telah ia tulis semasa hidupnya, dari mulai keislaman hingga novel. Beberapa di antaranya yang terkenal adalah Tenggelamnya Kapal Van der Wijk, Di Bawah Lindungan Kakbah serta tentu karya fenomenalnya, Tafsir Al-Azhar. Tafsir Al-Azhar punya cerita sendiri, karena Tafsir itu ditulis saat Hamka berada dalam penjara, meski sebenarnya ia tidak bersalah.

Hamka dikenal sebagai ulama yang ramah dan tidak menyimpan dendam. Terdapat dua kisah tentang hal ini yang amat mahsyur, yakni pertama saat Presiden pertama RI, Ir. Soekarno akan wafat, ia berwasiat agar kelak ketika ia meninggal Hamka bersedia mengimami shalat jenazah baginya. Meski sempat dilarang oleh orang-orang karena terkait perlakuan Soekarno terhadap Hamka (salah satunya adalah memenjarakan beliau), Hamka tetap menjalankan wasiat itu, karena baginya menyolati seorang muslim yang meninggal adalah fardhu kifayah.

Satu cerita lagi yakni terkait hubungannya dengan penulis yang juga sangat terkenal, Pramoedya Ananta Toer atau biasa disebut Pram. Pram yang dikenal juga dengan pemikiran kirinya dan sering bertentangan dengan Hamka, terutama melalui tulisan-tulisannya di media massa juga mempunyai cerita sendiri. Pernah suatu ketika putri Pram akan menikah dengan seorang pria yang berbeda agama, Pram tidak menghendaki putrinya menikah dengan lelaki yang berlainan agama, akhirnya si lelaki ini pun mau untuk berislam. Menariknya, Pram meminta agar putrinya membawa lelaki ini kepada Hamka, meski sedikit terkejut, namun Hamka bersedia untuk membimbing lelaki itu. Menarik memang, meski seringkali berselisih paham serta tak jarang menyerang Hamka melalui tulisannya, Pram mempercayakan hal ini kepada seorang ulama bernama Hamka.

Tentunya masih banyak cerita-cerita yang bisa digali terkait Hamka. Sosok yang menarik karena meski tidak tamat dalam pendidikan formal, pengetahuan dan wawasan Hamka begitu luas. Ia pun dikenal sangat teguh memegang agamanya dan tak ada toleransi untuk urusan akidah.

Untuk melengkapi pengetahuan kita tentang Hamka, salah satu putera beliau, Irfan Hamka membuat sebuah buku terkait ayahnya tersebut. Irfan Hamka menceritakan hal-hal yang tentunya berbeda dari yang diketahui orang-orang, karena sebagai seorang anak, Irfan Hamka jauh lebih dekat dan lebih mengetahui peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Hamka.

Buku yang diberi judul Ayah... Kisah Buya Hamka ini menceritakan Hamka sebagai seorang ayah, suami, ulama, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi. Irfan menceritakan dari semenjak mereka masih tinggal di Tanah Minang hingga sampai saat tinggal di Jakarta. Ia pun menceritakan beberapa kisah-kisah mereka seperti perjalanan saat berhaji bersama Hamka dan juga istrinya. Bahkan Irfan pun menceritakan sebuah kisah yang menarik dan mendebarkan, terkait kisah Hamka yang berinteraksi dengan Jin yang ada di rumah mereka. Irfan pula mengisahkan bagaimana hubungan antara Hamka dengan istri pertamanya dan juga istri keduanya (menikah setelah istrinya yang pertama wafat) hingga detik-detik menjelang wafatnya ulama yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.

Tentunya, karena penulis biografi Hamka ini adalah anak kandung Hamka, maka biografi ini memang cukup subjektif, hal itu pun diakui Irfan dalam bukunya. Namun hal tersebut tidaklah mengurangi esensi dan menariknya buku biografi ini. Buku yang dicetak kembali oleh Republika setelah sebelumnya hanya diterbitkan terbatas di Universitas Muhammadiyah Hamka (UMHAMKA) ini menarik dan layak untuk kita baca, sebagai sebuah memori dan pengingat bahwa Indonesia pernah memiliki sesosok ulama yang begitu besar dan sulit dicari pribadi sepertinya di zaman ini.



No comments:

Silakan berkomentar, gunakanlah bahasa yang santun dan sopan serta sesuai dengan tulisan di atas