Catatan Ramadhan (1): Allah's Knows The Best

بسم الله الرحمن الرحيم

Saat harapan tak sesuai kenyataan, malah yang terjadi adalah sebaliknya, keinginan yang tak terwujud malah berganti dengan sesuatu yang tidak kita senangi.
Mungkin, saat-saat seperti itu pernah atau bahkan sering kita alami, seringkali kita merasa Allah tidak adil kepada kita, seringkali kita menginginkan sesuatu hal yang kita senangi tapi kenyataannya kita malah mendapatkan sesuatu yang tidak kita inginkan. Maka yang keluar dari dalam diri kita adalah kekecewaan, kekesalan bahkan mungkin umpatan atas kejadian tersebut. Tapi pernahkah kita berpikir lebih jauh atas semua itu, atas semua kejadian yang tidak kita inginkan, karena kita tak tahu apa yang ada di balik semua itu.

Hari ini, sebuah pelajaran saya terima, cukup spesial karena di hari pertama Ramadhan 1432 H saya mendapat semacam tausiyah, nasihat dari "Guru Besar" saya yang tak lain adalah Bapak saya sendiri. Di sela-sela bertadarus alquran dan sampailah pada sebuah ayat di surah al-Baqarah, tepatnya ayat ke-216 Bapak saya berkata agar saya membaca terjemahannya.
Selesai membaca Bapak saya mulai bertausiyah kepada saya yang memang terkait dengan pembicaraan di paragraf awal. Beliau berkata jangan melihat kejadiannya, tapi lihatlah sesuatu di balik kejadian tersebut. Misalnya saat kita menyenangi sesuatu hal atau mengharapkan sesuatu hal lantas kita tak mendapatkannya, maka lihatlah ke depan, berpikirlah lebih luas, berpikirlah lebih panjang, apa yang terjadi setelah kejadian yang tidak kita senangi. Memang, kadang tak akan cepat kita mengetahui apa sebenarnya rahasia yang ada di balik kejadian, mungkin butuh waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun hingga kita mengetahui apa yang ada di balik itu semua.
Begitu juga saat kita mendapatkan kesenangan, mendapatkan apa yang kita inginkan, janganlah sampai terjurumus ke dalam kesombongan dan kebanggaan yang berlebih, bisa jadi suatu saat hal tersebut yang akan menjatuhkan kita.
Karena bisa jadi sesuatu menurut kita itulah yang terbaik, tapi menurut Allah bukan yang terbaik, sebaliknya bisa jadi menurut Allah itulah yang terbaik, tapi menurut kita bukan yang terbaik.
Tapi tentu kita berharap bahwa yang terbaik menurut kita juga terbaik menurut Allah.
Maka selayaknyalah kita meminta yang terbaik untuk kita menurut Allah, bukannya meminta apa yang kita inginkan. Yakinlah, Dia yang menciptakan kita, maka Dia yang tahu apa yang terbaik bagi kita.

Maka, saya baca kembali firman-Nya, "...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (al-Baqarah: 216)

Oleh karenanya, jangan sampai berprasangka buruk kepada Allah, saat sesuatu hal mendatangi kita, baik itu sesuatu yang kita inginkan maupun itu sesuatu yang tidak kita inginkan, maka katakanlah dengan penuh kepasrahan, "Saya tidak tahu ini rahmat atau musibah, saya hanya berprasangka baik kepada Allah." Karena, kita tidak mengetahui, sedang Allah Maha Mengetahui.


Setiap orang terkadang bimbang memutuskan
Pilihan terbaik yang akan dilakukan
Bila dihadapkan pada berbagai persoalan
Yang memang terasa berat untuk dipecahkan
 

Berhati-hatilah melangkah, fikirkanlah
Mungkin semua yang tampak nyata,
fatamorgana
Jangan cari jawaban tergesa, sementara
Bisa jadi salah arah dan menyesatkan
Serahkan semua tanya hanya kepada Nya, karena

Kadang menyukai sesuatu, padahal buruk bagimu

Kau takkan pernah tahu
Kadang membenci sesuatu, padahal baik bagimu
Hanya Dia yang tahu


(Haris Isa - Misteri)


Firman Maulana, 1 Ramadhan 1432, kerinduan ini akhirnya sampai pada muaranya.

No comments:

Silakan berkomentar, gunakanlah bahasa yang santun dan sopan serta sesuai dengan tulisan di atas