Argumentasi Intelektual Ali bin Abi Thalib Taklukkan Kaisar Romawi (Sebuah Renungan Intelektual Keislaman)

بسم الله الرحمن الرحيم


Dirwayatkan dari himpunan buku bertajuk Saluni Qobla Antafqiduni, susunan Muhammad Ridha Al-Hakimi (Muassasah Al-A’lami, Beirut, 1399 Hijriah) bahwa seorang Kaisar Romawi begitu antusias untuk mengetahui tetang kedalaman ilmu Islam.

Sang Kaisar lalu menulis surat kepada seorang kalifah di jazirah Arabia, seperti disebutkan oleh Ibnu Musayyib dari Kaisar Bani Al-Asfar kepada kalifah pemerintahan Islam di Jazirah Arabia. Aku ingin bertanya kepada Anda mengenai sejumlah pertanyaan pokok yang mengusikku selama ini. Maka beritahukanlah kepadaku mengenai hal-hal itu, yakni :

Apa sesuatu yang tidak Allah ketahui ? Apa sesuatu yang tidak Allah miliki ? Apa sesuatu yang semuanya “mulut” ? Apa sesuatu yang semuanya “kaki” ? Apa sesutu yang semuanya “mata”? Apa pula sesuatu yang semuanya merupakan “sayap” ?

Beritahukan kepadaku tentang seseorang yang tidak memiliki kerabat, mengenai empat makhluk hidup yang tidak pernah berada dalam rahim, juga tentang sesuatu yang bernapas tetapi tidak bernyawa. Apa pula yang diteriakkan “terompet” Naqus di hari kiamat, tentang sesuatu yang hanya sekali terbang mengenai pohon yang menaungi setiap pengendara disaat berpergian selama seratus tahun, yakni suatu perjalanan yang tidak pernah ditempuh dunia.

Ya Khalifah, jelaskan pula tentang tempat yang tidak pernah disinari cahaya matahari kecuali sehari saja. Terangkan pula tentang sebuah pohon yang tumbuh tanpa air, mengenai sesuatu yang menyerupai penghuni syurga-jika ia makan dan minum, ia tidak membuang hajat air besar atau kecil.

Jelaskanlah pula Khalifah Allah SWT., jika engkau benar utusan-Nya, tentang sesuatu yang mirip dengan meja-meja di syurga dan diatasnya terdapat hidangan-hidangan dimana setidap hidangan memiliki warna-warna yang tidak saling bercampur. Coba pula terangkan kepadaku mengenai sesuatu yang keluar dari bauh Apel dan mirip dengan bidadari di syurga yang konon tiada pernah berubah. Jelaskan pula mengenai kenikmatan di dunia sementara ini yang bisa dirasakan dua orang, namun di hari akhirat hanya untuk satu orang. Jangan lupa Ya Khalifah terangkan kepadaku mengenai kunci-kunci syurga.
                                                                               ***


Saat Khalifah menerima surat Kaisar Romawi, Beliau memohon agar Sayyidina Ali bin Abi Thalib as untuk menuliskan jawabannya.



Bismillahirahmanirahim..Dengan nama Allah SWT Yang Maha Pengsaih dan Maha Penyayang. Amma Ba’du. Aku (Ali bin Abi Thalib as) telah membaca surat Anda Wahai Raja Romawi dan aku kini membalasnya dengan bantuan Allah SWT. Serta berkat-Nya dan berkah yang selalu menyertaiku dari Nabi Muhammad saw.

Adapun sesuatu yang semuanya yang Allah tidak ketahui adalah keyakinan Anda, wahai Raja Romawi. Bahwa Dia punya punya anak, istri dan sekutu. Ketahuilah wahai Raja, Allah SWT sudah menegaskan dalam Al’Quran di Surat Al-Mu’minun ayat 91 bahwa  Allah SWT tidak punya anak dan tiada Tuhan lain disamping-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. (QS. Al-Ikhlas :3)


Sesuatu yang tidak dimiliki Allah adalah kedzaliman. “Dan tidaklah Tuhan-Mu itu berbuat kedzaliman terhadap hamba-hamba-Nya.” (Q.S Ali-Imran: 182)


Sesuatu yang semuanya mulut adalah api yang melahap segala sesuatu yang dilemparkan kepadanya. Adapun yang semuanya kaki adalah air. Yang semuanya mata adalah matahari. Yang semuanya sayap adalah angin. Yang tidak memiliki kerabat adalah Nabi Adam as, domba Nabi Ibrahim as dan Siti Hawa.


Sementara yang bernapas tanpa nyawa adalah subuh. Allah SWT berfirman, “Demi subuh disaat bernapas.” (QS. At-Takwir:18)
Teriakan “terompet” Naqus adalah thaqqon, thaqqon, thaqqon-thaqqon, mahlan-mahlan, adhlan-adhlan, sidqan-shidqaon. Sesungguhnya dunia tealh memperdaya dan merayu kita. Dunia berlaku dari abad ke abad. Tidaklah suatu haru pun berlalu melainkan kekuatan fisik kita semakin melemah. Sesungguhnya saat-saat kematian telah memberikan kepada kita, akan akan “pergi dan bermukim”. Kembali ke kebaqaan, yakni jika berkeinginan pulang abadi dengan selamat, aku adalah satu-satunya “petugas penjaga” gerbang kembali kepada Sang Pencipta Allah SWT.”

Perlu engkau ketahui Raja Romawi, setelah Rasulullah saw, akulah (Ali bin Abi Thalib) pemegang ilmu kembali dengan selamat (Syaththariah) kepada-Nya dan sesudahku adalah para penggantiku (menurut silsilah Imammzh Wasilah/Washithah) yang terus gilir bergantian digenggam oleh Wasi yang berhak dan seizin-Nya di setiap zaman hingga Allah SWT memproklamasikan kiamat.

Para Washithah itulah yang sering disebut-sebut oleh Rasulullah saw., bahwa mereka bukanlah termasuk Rasul atau Nabi, namun di sisi Allah SWT merekalah yang di hari akhir nanti cahayanya begitu mencorong gilang-gemilang di antara umat-Ku yang terpilih (Hadis sahih Ghaidir qum).

Hai Kaisar, yang terbang hanya sekali adalah (gunung) Thuri Sina. Disaat bani Israil bermaksiat, Allah SWT mengambil sebidang tanah dari thuri sina  dan membuat untuk mereka dua sayap dari cahaya lalu menjatuhkannya di atas mereka. Padahal, perjalanan dari Thuri Sina ke Baitul Maqdis membutuhkan beberapa hari. Sehubungan dengan itu Allah SWT berfirman, “Dan ingatlah ketika kami angkat gunung di atas mereka seakan-akan naungan awan.” (Q.S. Al-Araf:171)

“Tempat yang hanya sekali disinari matahari adalah dasar laut yang terbelah bagi kelapangan jalan Nabi Musa as. Air terbelah dan beridiri menjulang laksana gunung dan dasarnya menjadi kering karena sinar matahari, kemudian air itu kembali seperti semula,” tutur Ali as dalam surat balasannya.

Pohon yang seseorang berjalan dibawahnya selama seratus tahun adalah Pohon Tuba, yakni Sidratul Muntaha di “langit ke tujuh-Nya”. Padanya berakhir amal perbuatan keturunan Nabi Adam as. Ia termasuk dari pohon-pohon surgawi, tiak ada di surga suatu Istana ataupun rumah, melainkan ada padanya satu dari ranting-ranting  pohon tersebut. Yang  serupa dengan itu adalah matahari, sumbernya satu, namun cahayanya berada di setiap tempat, sebagaimana yang dikehendaki Allah SWT.

Mengenai pohon yang tumbuh tanpa air, adalah Pohon yang merupakan mukjizat beliau (Rasulullah saw). Allah SWT berfirman, “Dan kami tumbuhkan untuknya (Rasul saw)  pohon dari Yaqthi(sejenis buah labu).” (Q.S. As-Shaffat: 146)

Adapun yang menyerupai surgawi di dunia fana ini, ya Kaisar Romawi, menurut ilmu kami kaum Mukminin yang berada dalam hidayah-Nya adalah janin dalam perut ibunya. Dia makan dan munum melalui pusar ibundanya, tetapi tidak buang air kecil ataupun buang air besar.

Yang menyerupai warna-warna dalam satu hidangan di surga adalah telur yang didalamnya terdapat dua warna, yaitu putih dan kuning, namun keduanya tidaklah bercampur aduk. Yang menyerupai bidadari di surgawi adalah ulat yang keluar dari buah apel dan tidak berubah.


Berkaitan dengan maksud akan sesuatu yang di dunia dimiliki dua orang, sedangkan dalam akhirat cuma berhak dimilki seorang adalah kurma. Di dunia fana ini dimiliki oleh mukmin seperti aku ini adn orang fasik atau kafir sebagaimana adanya engkau, ya Raja Romawi. Namun, di akhirat nanti sebagaimana ketentuan Allah SWT, kurma hanya diberkahkan kepada orang mukmin sebab hanya kaum mukmnin yang boleh masuk surga-Nya sedangkan kaliona (kaum fasik) tidaklah diperkenankan .

Tentang pencarian orang Romawi akan kunci surga, akan kutunjukkan yakni, “Tiada Tuhan selain Allah SWT, dan Muhammad saw adalah Rasulullah.”


Berkenan dengan isi surat balasan Sayyidina Ali bin Abi Thalin as ini dikisahkan oleh Ibnu Al-Mussayib, seperti dinukil oleh Muhammad Ridha Al-Hakimi, sang Kaisar Romawi bereaksi dengan berkata, “Penjelasan ini tidaklah akan keluar kecuali dari rumah kenabian yang disucikan-Nya.”

Kemudian Kaisar Romawi menanyakan siapa gerangan orang yang menuliskan surat balasan untuknya, lalu diperoleh keterangan dari stafnya, bahwa surat balasan itu ditulis oleh putra paman Rasulullah saw. Kaisar Romawi pun bergegas menulis surat balasannya yang langsung ditunjukkan kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib as.

“Salam atasmu.” Aku telah membaca isi jawabanmu dan aku yakin, bahwa Anda berasal dari rumah kenabian, sumber kerasulan dan Anda pun adalah seorang pemberani serta berilmu. Aku harap Anda dapat mnjelaskan pendapat Anda tentang roh yang disebutkan Allah dalam kitab lain, yang firman-Nya menyatakan, “Dan mereka bertanya tentang roh. Katakanlah bahwah ruh itu adala urusan Tuhanku.” (Q.S Al-Isra:85)

Kemudian Sayyidina Ali as menjawab tentang kepenasaran Kaisar Romawi. “Dengan permohonan Izin Tuhanku Allah SWT, bahwa roh adalah sesuatu yang maha halus dan pancaran Cahaya Yang Mulia, ciptaan pencipta-Nya dan kekuasaan pembuat-Nya yang tidak ada lagi sesuatu pun Zat Mulia dan Agung serta Mahakuasa selain Dia. Roh itu dikeluarkan dari khazanah-khazanah kerajaan-Nya dan ditempatkan di kerajaan-Nya pula. Bag-Nya roh adalah sebab atau asal-usulmu dan roh adalah titipan-Nya. Jika Anda mengambil milikmu dari Allah, Dia akan mengambil milik-Nya dari mu. Wassalam.


Dengan kecerdikan Ali as dengan segala hidayah yang dilimpahkan-Nya hingga seorang ilmuwan Kristini, George Jordac menyimpulkan bahwa Ali-lah satu-satunya dari sahabat Rasulullah  saw yang sejak dini menyelami lautan kebajikan Islam di bawah bimbingan langsung sang tutor Ilahi, Muhammad saw. Tak ayal lagi, kearifan, kecerdasan, kesalehan, dan keluasan pengetahuannya merupakan refleksi Sang Penutup Zaman, Rasulullah saw.

“Ali bin Abi Thalib adalah sumber pengetahuan yang paling utama. Tak satu pun cabang ilmu pengetahuan di negeri Arab yang tidak di ketyemukan dan dipelopori Ali as,“tutur George Jordac. Tak pelak lagi Kaisar Romawi pun dibuatnya skak mat. Tak ayal jika Ali bin Abi Thalib yang merupakan salah satu sumber ilmu ini selalu mengungkapkan TANYALAH PADAKU SEBELUM ENGKAU BENAR-BENAR KEHILANGAN AKU.




Ditulis oleh Nugroho Adinegoro

3 comments:

  1. Sangat m'inspirasi,.. nice post 'n thangs 4 sharing
    “Ana madinatul 'ilmi wa 'Aliyyun baabuhaa”, 'Aku adalah Kota Pengetahuan dan 'Ali adalah Pintunya”
    Dengan kata lain siapa yg mau menuju Kota Pengetahuan harus melalui pintunya

    ReplyDelete
  2. @ags

    alhamdulillah
    terima kasih.

    "Dengan kata lain siapa yg mau menuju Kota Pengetahuan harus melalui pintunya"
    Yap, setuju.
    :D
    'Ali sang Ilmuwan.

    ReplyDelete
  3. Perlu engkau ketahui Raja Romawi, setelah Rasulullah saw, akulah (Ali bin Abi Thalib) pemegang ilmu kembali dengan selamat (Syaththariah) kepada-Nya dan sesudahku adalah para penggantiku (menurut silsilah Imammzh Wasilah/Washithah) yang terus gilir bergantian digenggam oleh Wasi yang berhak dan seizin-Nya di setiap zaman hingga Allah SWT memproklamasikan kiamat.

    Para Washithah itulah yang sering disebut-sebut oleh Rasulullah saw., bahwa mereka bukanlah termasuk Rasul atau Nabi, namun di sisi Allah SWT merekalah yang di hari akhir nanti cahayanya begitu mencorong gilang-gemilang di antara umat-Ku yang terpilih (Hadis sahih Ghaidir qum).

    Ini kan konsepnya syiah.. bukan Nabi tapi Imam / washi...

    ReplyDelete

Silakan berkomentar, gunakanlah bahasa yang santun dan sopan serta sesuai dengan tulisan di atas